Konfrontasi Jiwa
Tulisan ini bermula dari sebuah keresahan yang melanda orang - orang disekitar penulis. Berawal dari sebuah logika bias antara sebuah keharusan dan kebutuhan. Menjadi manusia yang bebas merdeka tanpa ada intervensi sudah barang tentu sebuah keharusan. Namun, realitas berkata lain terjadi disparitas sehingga butuh konsensus antara gerakan dan logika yang penuh intervensi. Sebelum lebih jauh mendalami itu semua maka penulis menarik titik temu yang menyebabkan ini terjadi. Pertama, bagaimana itu semua bisa terjadi? pertanyaan yang paling pokok ini disebabkan oleh suatu hal yaitu tentang Reifikasi dari spektakularisasi saat ini yang memberi setiap orang sebuah peran spesifik dalam sebuah kepasifan yang nyata, tidak terkecuali orang- orang disekitar penulis. Bagi mereka, itu adalah sebuah peran sementara, sebuah latihan bagi peran utama mereka di kemudian hari sebagai sebuah elemen konservatif yang memfungsikan sistem komoditi. Menjadi merdeka hanyalah sebagai sebuah bentuk ini